MEXICO, 18 Disember - RIA Novosti. Mahkamah Agung Brazil mengizinkan negara itu "secara tidak langsung memaksa" penduduk untuk melakukan vaksinasi terhadap koronavirus baru, jika undang-undang yang tepat diluluskan, pihak berkuasa di berbagai tingkatan akan dapat mengenakan sekatan kepada warga negara karena menolak untuk melakukan imunisasi, menurut Folha.
"Mahkamah Agung Persekutuan telah memutuskan bahawa vaksin Covid-19 mungkin wajib tertakluk kepada undang-undang yang relevan," kata penerbitan itu setelah perbicaraan mahkamah.
Panel itu, ketika mempertimbangkan masalah vaksinasi wajib penduduk, mendukung Hakim Ricardo Lewandowski, yang berpendapat bahawa hal itu dapat dilakukan secara "tidak langsung", dengan menyebut sebagai contoh larangan untuk mengunjungi tempat-tempat tertentu atau melakukan kegiatan tertentu.
Pada waktu yang sama, para hakim menekankan bahawa vaksinasi memerlukan persetujuan seseorang - keputusan apa pun untuk memvaksinasi orang secara paksa, iaitu, tanpa persetujuan jelas mereka, akan merupakan pelanggaran nyata terhadap perlembagaan.
Dengan keputusan pengadilan ini, pihak berkuasa Brazil di tingkat negara bagian dan kota dapat memaksakan kewajiban kepada warga negara untuk diberi vaksin dan mengenakan sekatan yang sesuai.
Pemerintah negara itu berencana untuk memvaksinasi seluruh penduduk negara ini terhadap coronavirus pada tahun 2021, dengan menggunakan vaksin yang disetujui oleh regulator kebersihan nasional Anvisa. Menurut undang-undang baru-baru ini, Anvis diminta untuk menilai permohonan calon vaksin yang telah diluluskan oleh badan serupa di negara lain selama tidak lebih dari 72 jam.
Sebelumnya dilaporkan bahawa kumpulan pertama vaksin coronavirus yang dihasilkan oleh AstraZeneca, Sinovac dan Pfizer / BioNTech akan dihantar ke Brazil pada bulan Januari dan Februari. Jumlah kumulatif penghantaran yang dijangkakan adalah 25 juta dos.
Data terkini mengenai situasi dengan COVID-19 di Rusia dan dunia disajikan di portal stopkoronavirus.ru.
